17.12.12

Kita sama-sama tahu.

Perlahan saja.
Tapaki titian bumi yang kian tipis ini.
Susuri jalan kecil berbatu yang kian berdebu.
Jejaki tanah basah yang licin.

Terkilirlah ketika menapak bersama.
Hilang arahlah ketika menyusuri jalan kecil bersama.
Tergelincirlah dan berguling di tanah basah, bermain.
Perlahan saja.

Kepala kita abu-abu. Tatapan kita sendu.
Saling curi jiwa masing-masing dari seberang meja.
Menahan hasrat meretas jarak antara dada.
Curi sentuh dari balik gelas.
Mengulum senyum diam-diam. Saling memaknainya dalam-dalam.

Sebelum ini kamu hanya apa yang kubayangkan.
Sebelum ini kamu tak kurangnya hanya sebuah semu.
Imaji yang kubangun sendiri.
Sebelum ini ragu menghujam hingga nadiku.

Rintik-rintik hujan senja sudah riuh di kepalaku sejak kaki menjajaki kota yang sama.
Semesta menyambutku dengan tangis haru hingga sore menjadi abu-abu.
Aku mencumbu tiap rinai yang mampir di bibirku.
Berharap itu kamu.

Dadaku senja.
Bibirmu senja.
Kamu tahu di mana harus kau pulangkan segala rindu rentangan rasa.
Aku tahu siapa yang harus aku sambut segala asa buncahan dada.




Kita sama-sama tahu.

No comments:

Post a Comment