Atas rindu rindu yang merajalela.
Mata yang basah.
Pada labuhan yang tak ada tujuan.
Aku masih mencintai kamu sebesar
yang pernah ku lontarkan.
Pada setiap nafas masih ada namamu
dalam desahnya.
Pada setiap detak masih ada kenangan
tentangmu yang tertancap liar berdentum di dadaku yang lebam.
Bagiku cara mengeja cinta sama
dengan cara mengeja namamu.
Bagiku rasa pahit rindu sama
seperti getir di bibirmu setelah tenggakan beberapa botol bir.
Kamu ternyata masih jadi yang tak
terkalahkan. Meski kita telah berhenti sejalan.
Kamu adalah salah satu kisah cinta
tanpa tirai yang akan jatuh tuk mengakhiri segalanya.
Aku masih mendengarkan sederet lagu
yang sama. Ketika kita masih bersama. Tak berubah.
Aku pernah mencoba mengabaikanmu.
Melupakan apa yang pernah terjadi pada kita.
Pada hatiku dan hidupku.
Kamu adalah segala dusta yang ku
bilang lupa.
Dosaku hanya satu. Dan itu terjadi
setiap hari. Aku tetap menyangkal bahwa kamu telah lama kubiarkan pergi.
Padahal kenangan tentangmu masih
menjadi tahanan paling lama di dalam penjara paling sunyi di sudut hati.
No comments:
Post a Comment