Aku ingin menjadi ia yang menemanimu terjaga hingga pagi buta. Kau
bekerja, aku membaca. Dua kepul cangkir kopi pun bir di antaranya.
Aku ingin menjadi ia yang kau cari ketika penat sudah menggerogoti otakmu.
Aku ingin menjadi ia yang pertama kau tubruk ketika jabatanmu naik, ataupun proyekmu lolos, atau tulisanmu selesai. Atau apapun itu yang sedang kau raih saat ini tercapai.
Aku ingin menjadi ia yang selalu kau sandarkan kepala ketika kau merasa hidup semakin tak masuk akal dan menerjangmu meraja lela.
Aku ingin menjadi ia yang kau harapkan tangannya melingkar disekelilingmu ketika terlelap. Entah siang, entah sore hari pun ketika fajar tiba.
Aku ingin menjadi ia yang kau ajak tertawa hingga menangis. Menangis hingga tertawa. Menangisi hidup melalui gema tawa.
Aku ingin menjadi ia yang kau bagi segala indah yang semesta punya. Segala hal yang membuatmu ternganga, hasil karya jemari Tuhan yang menyapu indah cakrawala.
Aku ingin menjadi ia yang menampung keluhmu serta segala mimpi. Semuanya.
Aku ingin menjadi pelukan pertama yang kau cari ketika mata terbuka di pagi hari. Dan pelukan yang kau cari ketika senja beranjak malam. Menjadi ia yang pelukannya kau inginkan untuk segala berpulang. Ketika sedih pun senang.
Serumit itu inginku. Sesulit itu nyatanya.
Kau tidak pernah melihatku barang sekedipan mata.
Aku terhalang megahnya dia.
No comments:
Post a Comment