pasar malam tutup pagar.
tukang sapu bersih-bersih sisa tangkai gulali bertebaran di atas tanah.
ada pula putung rokok yang banyak jumlahnya.
serta sisa plastik-plastik minuman yang tadinya berisi sirup murah, kini terserak di mana-mana.
lampu tenda sudah padam semua.
sisa lampu merah, hijau, biru berkelap-kelip bergantian di atas kepala.
petugas loket beres-beres bekas sobekan tiket.
Komidi putar, jadi kerangka ban sepeda raksasa di kegelapan. Tak lagi ceria seperti gula-gula berputar ketika tadi pasar masih buka.
kuda-kudaan sudah masuk ke kandang.
keriaan sudah selesai.
tukang sapu bersih-bersih sisa cerita.
becek masih menggenang di mana-mana, tadi sempat gerimis dan para pengunjung tidak keberatan rambutnya jadi klimis.
tukang sapu bersih-bersih pasar malam dalam bungkam.
kepalanya masih mendendangkan dangdut yang tadi dibawakan orkes keliling Abang Sayang Abang Malang.
kini panggung kosong, tidak meriah seperti tadi banyak lelaki gerah melihat sang biduan jadi bromocorah birahi yang menggelinjang resah.
tukang sapu bersih-bersih sampai ke ujung lapangan.
di balik pohon, ia menemukan sekuntum bunga.
ia yakin tadinya merekah, kini entah...
bunganya layu.
No comments:
Post a Comment