Sayangku, aku tidak pernah menemukan seseorang yang bisa membuat seluruh sistem kehidupanku berantakan seperti yang kau lakukan.
Sayangku, aku tidak pernah menyerah.
Aku tetap disini, hanya saja kali ini aku lebih memilih untuk menunggu dalam diam.
Ya, sayang. Aku masih menunggu.
Dan kamu adalah orang pertama, selama masa hidupku yang aku tunggu.
Aku tidak pernah menunggu seorang pria pun untuk kembali padaku, karena aku tidak benar-benar peduli.
Sayangku, bagimu mungkin kita sudah berakhir dan aku hanya perempuan bodoh yang masih percaya kita masih ada di suatu dimensi waktu.
Sayangku, mungkin jika orang lain membaca apa yang otak ku muntahkan ini, merekaakan tertawa dan berkata,"Astaga, perempuan ini naif sekali."
Ya sayang, sebesar itulah pengaruh dirimu terhadapku. Kau menaifkan aku.
Aku berteluh di hadapanmu. Dihadapan seorang laki-laki.
Seorang laki-laki yang telah mencuri hatiku dalam waktu singkat.
Aku tidak tahu apa yang telah kau lakukan padaku, sayang.
Kita belum lama bersama tapi seperti sudah beberapa masa.
Sayangku, carilah apa yang menurutmu hilang darimu.
apa yang menurutmu belum kau raih.
Jika kamu tidak akan pernah kembali.
Ingatlah, di suatu masa ketika kamu masih muda.
Ada seorang perempuan keras kepala yang mencintaimu sebesar yang ia mampu.
Percayalah, hanya padamu ia memberikan cinta sebesar itu.
Perempuan ini akan tetap disini, tidak akan kemana-mana.
Ia akan menikah, mungkin tidak denganmu.
Tapi tetap nama mu lah yang meraja, bertahta di hatinya.
Sayangku, aku tidak pernah menyerah.
Aku tetap disini, hanya saja kali ini aku lebih memilih untuk menunggu dalam diam.
Ya, sayang. Aku masih menunggu.
Dan kamu adalah orang pertama, selama masa hidupku yang aku tunggu.
Aku tidak pernah menunggu seorang pria pun untuk kembali padaku, karena aku tidak benar-benar peduli.
Sayangku, bagimu mungkin kita sudah berakhir dan aku hanya perempuan bodoh yang masih percaya kita masih ada di suatu dimensi waktu.
Sayangku, mungkin jika orang lain membaca apa yang otak ku muntahkan ini, merekaakan tertawa dan berkata,"Astaga, perempuan ini naif sekali."
Ya sayang, sebesar itulah pengaruh dirimu terhadapku. Kau menaifkan aku.
Aku berteluh di hadapanmu. Dihadapan seorang laki-laki.
Seorang laki-laki yang telah mencuri hatiku dalam waktu singkat.
Aku tidak tahu apa yang telah kau lakukan padaku, sayang.
Kita belum lama bersama tapi seperti sudah beberapa masa.
Sayangku, carilah apa yang menurutmu hilang darimu.
apa yang menurutmu belum kau raih.
Jika kamu tidak akan pernah kembali.
Ingatlah, di suatu masa ketika kamu masih muda.
Ada seorang perempuan keras kepala yang mencintaimu sebesar yang ia mampu.
Percayalah, hanya padamu ia memberikan cinta sebesar itu.
Perempuan ini akan tetap disini, tidak akan kemana-mana.
Ia akan menikah, mungkin tidak denganmu.
Tapi tetap nama mu lah yang meraja, bertahta di hatinya.
No comments:
Post a Comment