21.7.12

Laptop, TV, kita.

Banyak hal yang masih jelas di pikiran saya
terlalu jelas untuk sebuah kenangan, cenderung menakutkan.


Saya masih ingat ketika saya masih harus bekerja padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah 2 pagi.
Kamu duduk disebelah saya, menonton TV
saya tahu kamu sudah mengantuk, hanya saja kamu tidak mau tidur lebih dahulu
Kemudian kepala kamu jatuh di bahu saya
"Yang? Tidur yang bener. Nanti pegel kamu."
"Nggak, aku belum ngantuk."
Saya cium kepalamu. Saya suka bau kepalamu. Saya usap lembut rambutmu dan kamu memejamkan matamu. Sudah jelas kamu mengantuk.
"Sayang, tidur yang bener."
Kamu membuka mata sedikit.
"Aku belum ngantuk."
"Kamu sudah ngantuk."
Saya membetulkan posisi laptop di pangkuan saya. Sekarang kepalamu bersandar di leher saya.
Tanganmu, kamu lingkarkan di dada saya.
"Kamu udahan dong kerjanya."
Kamu merajuk.
Kamu mungkin tidak melihat, ketika kamu merajuk.. Saya tersenyum, hati saya damai.
"Iya sayang. Sampai jam 2 ya? Abis itu udah."
"Okay."
"Sekarang tidur yang bener dulu gih."
"Nggak mau."
Kamu merapatkan badanmu ke badan saya. Kamu pintar membuat saya ingin melempar laptop ini jauh jauh dan merelakan tubuh saya seutuhnya bersatu tubuhmu. Dalam pelukan kita.

Saya kembali bekerja.
Samar-samar saya mendengar kamu mendengkur. Ingin rasanya saya rubah posisi tidur kamu yang membuat saya pegal melihatnya. Kepalamu miring, masih di leher saya. Nafasmu menyapu dada saya yang tidak tertutup kaos tidur saya. Geli. Tapi saya suka.
Saya kesulitan mengetik. Saya bergeser sedikit. Kamu terbangun.
Kemudian merajuk.
"Yang udahan ah kerjanya. Udah ya. Udah jam 2 lewat malah!"
Kamu bangkit dan merebut laptop di pangkuan saya.
"Eh.. Iya iya iya.. Save dulu!"
"Okay. Abis itu tidur."

Saya save file kerjaan saya. Kemudian mematikan laptop.
"Mau tidur kemana arahnya?"
Menghadap TV atau ke arah jendela maksudnya.
"Kemana aja."
Akhirnya saya dan kamu tidur menghadap jendela. Jendela yang sangat saya suka. Karena jika kamu tidak menutup tirai dengan benar, pagi hari sinar matahari akan mengintip melalui celah tirai.
Saya dekap kamu. Saya menghela napas dalam-dalam. Membiarkan aromamu menguasai hidung saya kemudian memenuhi paru-paru saya, dan tetap disana hingga menyelimuti nadi saya, hati saya dan pikiran saya.
Saya belai rambutmu, mengecup kening kemudian mata, hidung, lalu bibirmu.
Ingat kebiasaan itu kan? Aku selalu mengecupmu dengan cara seperti itu sebelum kamu tertidur.

"Selamat tidur sayang. I love you.
"I love you too."

Kamu rapatkan tubuhmu ke tubuh saya. Kita terlelap bersama.

No comments:

Post a Comment