"Akhirnya." Bisikmu.
Aku hanya tersenyum dan menyambut pelukanmu. Kamu memelukku erat.
Beruntung kita bertemu di tempat, dimana manusia tidak peduli bahkan jika kita berciuman sekalipun.
Kita berpelukan ditengah tangga menuju pantai curam. Rengkuhan erat di Padang-padang.
Ya, nyaman.
Akhirnya aku memeluk kamu setelah bertahun-tahun tidak bertemu.
Dan wacana telah terlaksana.
Wacana kita yang pertama.
Kita pergi berkeliling, dan tidak ada satu kesempatan pun yang kamu buang untuk tidak menggenggam tanganku. Menuruni tebing terjal. Menanjaki batu koral. Mengelus dan bermain dengan anjing liar yang mendekati aku ketika kita berdua sedang duduk di pinggir -entah apa namanya. Karena tak bisa genangan air yang terlalu penuh untuk disebut genangan itu adalah laut. Aku pakai bajumu karena aku gerah dan kamu membiarkannya. Kita tahu seberapa panas hari itu, dan kamu sampirkan bajumu sebelum aku pinjam ke atas kepalaku. Pelukan erat di bibir pantai. Ciuman hasrat di ujung hari, saat tiba aku di rumah. Kemudian kamu pergi.
Dan wacana telah terlaksana.
Wacana kita yang kedua.
Kamu masih hutang bir pada saya.
Juga hutang cerita. Apakah ada kupu-kupu dalam kita.
Masih wacana.